Terperangah aku melihat bros cantik yang memperindah kerudung itu,bergambar tangan mengepal,dan berhias bunga,dan bertuliskan "KAMMI"...(kesatuan aksi mahasiswa muslim indonesia) namun simbol itu tinggal kenangan,kataku pada ukh elda dan nia,karena sudah di tinggalkan pengurusnya,entah karena alasan apa...sedikit ku coba memancing elda dan nia dengan nada sedikit bertanya,ukh...kita bangun kammi dari nol lagi yuk...spontan mereka menjawab,"iya..kita bersatu lagi"meski para prianya gak da yang mau jadi pemimpin kammi. tapi bagaimana langkah konkritnya sekarang?kami bertiga saling melihat,yup.....kita bujuk saja akh nanang atau ivan agar salah satu dari mereka tidak terpaksa untuk jadi ketumda..."kita kerumahnya,bermohon-mohon padanya sambil sodorkan kue golden"...sebagai bukti kita akan komit membantu mereka,dan tidak akan mersa mengemban amanah ini sendiri....
Itu mungkin mega yang sebulan yang lalu,masih punya semangat,tapi kali ini entah kenapa saya menjadi maju-mundur,masalah yang bertubi-tubi muncul menjadikan saya tidak mampu bersikap bijak menyikapi masalah,yah.....masalah pribadi-ku membuat kammi jadi korban,...pertama yang menguras otakku adalah pernikahan kedua orangtuaku di ambang perceraian,beberapa tahun saya meninggalkan mereka dan menetap di rumah nenek,karena sang bunda makin ngaco aja,bundaku berubah drastis ketika beliau aktif di salah satu aliran,yang gak jelas misinya,semakin hari semakin ngawur,ku ajak berdiskusi,ku dekati agar lebih konsen pada keluarga,tapi ayah,adik,dan kakak merasa di abaikan,dan bunda tetap tak peduli,ku coba tetap bertahan,tapi kemarahan-ku mencapai puncaknya,ketika bunda memfatwai kami, "angkat kaki dari rumah jika tak mau bergabung dalam komunitasku"...bunda bukan tipe orang yang diplomatis,tak bisa di ajak diskusi,marah jika gagasannya mendapat penolakan...akhirnya saya dan kakak perempuanku memutuskan untuk meninggalkan rumah...
Semua keluarga mengharap pada saya untuk mendamaikan,(ilmu apa yang ku punya tuhan?) saya harus memikirkan cara,karena katanya saya anak yang paling dewasa,(DEWASA?adu bagemanae...)
Belum kelar masalah itu,ujian kembali datang,nenek yang kusayangi di vonis akan di amputasi tangan kanannya,begitu membuatnya terpukul,skali lagi keluarga mengharap padaku lagi,secara saya adalah cucu yang paling dekat denganya...nenek masih berusia 60 tahun,terhitung muda untuk tak memiliki tangan,setiap hari dia menangis,melamun,menyendiri agar orang-orang tak menertawainya,agar orang-orang tak melihat pembusukan pada tangannya,keluargapun hilang napsu makan berada di sampingnya lebih lama,(membuatnya nakurakodi= marajuk) akhirnya saya yang di tunjuk untuk membersihkan lukanya setiap selesai solat shubuh,(alhamdulilah tak ada keterpaksaan yang kurasa,karena baktiku sebagai seorang cucu,baru terlihat saat ini,ku coba menghiburnya dengan bercerita apa saja(sampai kucing berkelahi dengan ayam pun ku ceritakan)kehabisan topik...setiap malam ku berada di sampingnya membaca surah al-lukman yang sering di dengarnya melalui murotal,tapi kali ini saya harus membuktikan tilawah cucunya tidak begitu buruk...(untung pernah ikut lembaga tahsin quran beberapa tahun lalu)....kegiatan riyadoh yang sering ku lakukan tiap pagi menjelajah jalur dua,saat ini terpending,karena olahraganya berdua ma nenek. dia tak mampu melakukan apapun sendiri,tangan kanannya selalu terasa sakit,mandi dan berpakaian harus menungguku pulang,kasihan nenek..."akan ku berikan yang terbaik untukmu...
semua ini membuatku sinting awalnya,sebenarnya ingin ku lampiaskan masalah ini dengan aktif di kammi,menggenjot ruhiyahku,merasakan ukhuwa,dan tentunya saat maut itu datang,saya bukan salah satu orang yang gugur dalam dakwah....tapi ternyata,masalah terberatku adalah saya pernah menyakiti sahabat yang sangat saya sayangi di kammi,sahabat yang selalu ku ikuti nasehatnya,sahabat yang selalu ku mintai pendapatnya,sahabat yang menghilangkan kejenuhan, tapi itulah saya,terlalu ingin memanusiakan manusia,tak pernah bisa bilang "tidak" agar tak ada yang tersakiti tapi sebenarnya caraku malah membuat mereka terinjak harga dirinya dengan perlahan..."KU MOHON MAAF KANLAH AKU...tak sanggup ku jalani ini,karena ku anggap tuhan pun akan membenciku.bahkan ku tak mampu menatap kalian,hatiku terus berceloteh.."dasar akhwat pendosa,membuat orang lalai,kau hanya akan mengotori kammi.) pergi jauh dari mereka.....itulah aku,"SAHABAT YANG TAK LAYAK MENJADI SAHABAT" Sebenarnya tak ingin lagi membahas masa lalu,tapi tetap tak bisa kembali ke kammi,sebelum ku melihat sahabatku tersenyum padaku,karena ku ingin meluruskan semuanya,sampai ku yakin tak ada permusuhan di antara kita bertiga,dan berusaha mengikhlaskan apa yang telah terjadi. aku berjanji akan melupakan semuanya,introspeksi diri,tapi tolonglah sekali ini saja beri satu bukti,atau apalah...yang membuat semangat kekammian ku tak terkurung..