Family muslim,sapaan yag mungkin akrab,tapi menurutku ambigu banget,RAL radio swasta atau radio komunitas?dengan jingle "radio dakwah,pendidikan,informasi dan hiburan,wajar aja RAL punya pendengar permanen...tapi bukankah indikatornya sudah berapa pertambahan jumlah pendengar sampai saat ini? RAL menurutku adalah radio yang memiliki keunikan....
"ku ceritakan saat pertama menjadi penyiar dadakan,"ku sapa penelpon,.
."halo..dengan siapa di mana?
dengan pangeran ular...
mo kirim buat putri hongkong,putra kaili,dara islami,putri klaudia,"aku tersentak ketawa ngakak,karena ini hal yang jarang ku dengar, betapa RAL sangat memasyarakat,terdengar sampai pelosok desa,tapi kemanakah warga palu yang lain?
menjamurmya media elektronik dan media audio visual,harus membuat RAL lebih profesional dalam melayani publik,dalam kemasan program,harus berbeda dari yang lain,memberi informasi yang educatif,apalagi sebagai radio dakwah yang menjadi ciri khasnya...sejauh ini saya belum melihat substansi itu terlihat,jika hanya dengan sebuah lagu kasidah,arabic,nasyid,dan pop religi,saya yakin tidak akan "menyentuh hati nurani umat"... dengan kondisi masyarakat yang mengadopsi budaya barat,hedonisme,sekularisme,de el el....
mungkin harus lebih kritis,tidak hanya menyajikan informasi dari satu majalah islam(al-kisah).
sabili,annida,ummi,juga menajikan informasi yang menarik...di samping koran mal tentunya. "apa yang di anggap penting oleh media,juga akan di anggap penting oleh khalayak.." sepertinya begitu teori yang di ajarkan,jika dakwah menjadi satu hal yang di prioritas kan oleh RAL, dakwah yang mana?bagaimana kemasanya?siapa sasaranya?metode apa yang efektif, saya kira harus jelas,jika membuat program acara.dalam teori uses and gratification khalayak akan memilih informasi yang sesuai dengan kebutuhanya..maka dari itu,penyajian informasi yang kompleks saya kira sangat penting,agar pendengar gak pindah chaneel
yup....salah satu yang perlu di perhatikan adalah,menggenjot penyiarnya agar lebih profesional, komunikatif,intonasi yang terstrukur,berbahasa indonesia yang baik dan benar,dan memperhatikan bahasa jurnalistik yang tidak menyinggug SARA. ok...

Saya berharap RAL menjadi mmedia elektronik yang kritis dan profesional. meskipun tak lepas dari kepetingan bisnis,tetep terdepan dalam dakwah ya........


"kapasitas saya memberi penilaian adalah sebagai pendengar"
maaf kan jika tak mampu berbuat banyak...